Friday, May 23, 2008

Kamarku Mati Lampu: Mahasiswa, Uang dan Politik Kampung (Bagian 3)

Aku berbaring lesu di kamarku, di atas kasur busa yang kubeli beberapa tahun yang lalu. ”Garansi lima tahun mas, kasur busa ini tidak akan kempes!” ujar penjual kasur itu penuh percaya diri. Jika Anda ingin menambah rasa percaya diri Anda, bergurulah pada penjual kasur! Tampaknya omongan penjual kasur itu bukan bualan semata. Kasur busa ini masih utuh, akselerasi penurunan permukaannya masih lebih lambat ketimbang penurunan permukaan tanah di Jakarta. Tapi asal tahu saja, ketika pertama kali aku mencoba berbaring di atasnya, rasanya seperti tidur di atas marmer. Kerasnya bukan main! Badanku jadi pegal-pegal.

Tapi bukan kasur busa itu yang membuatku lesu malam ini, melainkan karena kamarku mati lampu. Bukan, lebih tepatnya tidak ada lampu di kamarku. Berbekal kemampuan elektronika sederhana hasil mengikuti ekstrakulikuler selama tiga tahun di SMP, aku memindahkan lampu beserta instalasi listrik dari kamarku ke pinggir jalan depan rumah. Jika bukan karena dompet sekarat, aku tidak akan mau repot-repot melakukannya, lebih baik membeli lampu baru. Semua ini gara-gara PLN yang mencabut lampu-lampu jalan di kampungku. Akibatnya hasil rapat RT mewajibkan setiap warga untuk memasang lampu di depan rumah. Huh, padahal setiap bulan kami membayar pajak penerangan jalan kepada PLN, yang bisanya hanya menyusahkan negara dan rakyat. Tidak heran jika perusahaan itu kini mendapat predikat sebagai BUMN yang menyumbang kerugian terbesar bagi negara!

Malam itu samar-samar kudengar para tetangga sedang membicarakanku. Aku tidak tahu pasti apa yang mereka bicarakan, tapi kemudian aku yakin bahwa pembahasan mereka tidak jauh-jauh dari lampu, karena malam berikutnya jalan di sekitar kontrakanku menjadi terang benderang, setelah tetangga kiri kananku turut memasang lampu di depan rumah mereka. Ah, sejenak aku merasa seperti Gold Roger yang memicu era bajak laut One Piece. Aku seperti seorang jounin yang menggetarkan hati para murid akademi ninja dalam cerita Naruto. Aku mempopulerkan lampu penerangan jalan! Bukan main...

No comments: