Prof. Dr. Conny Semiawan mengatakan bahwa seorang seniman akan menghasilkan kreativitas jika mengalami "passion", yakni suasana jiwa yang luar biasa. pengalaman ini lebih dari sekedar “mood” karena disertai dengan emosi yang mendalam sehingga diikuti oleh semangat luar biasa. Bagi penyair, segala suasana jiwa dan emosi yang mendalam itu ditumpahkan dalam puisi. Dengan “passion”, puisi mampu mempengaruhi siapapun yang membacanya.
Lalu aku berpikir, apakah aku sedang mengalami “passion”? Selama ini jarang sekali puisi-puisiku dimuat di http://fordisastra.com. Beberapa kali aku mengirimkan puisi, hanya satu-dua saja yang dimuat di situs itu. Namun belakangan ini, banyak puisi yang aku kirimkan yang ditampilkan. Apakah mungkin karena aku sedang mengalami ”passion” sehingga puisi-puisi yang aku tulis mampu mempengaruhi redaksi fordisastra.com dan dinilai lebih berbobot? Entahlah...
Tidak pernah serajin ini aku menulis puisi. Dalam tiga bulan ini, aku menulis banyak sekali puisi. dan semuanya romantik, tentang gadis yang aku cintai. Hampir semuanya aku tulis malam hari, saat aku tak bisa tidur karena suasana hati yang tak menentu, seperti bahagia, sedih, takut, semuanya menjadi satu. Seperti ada emosi yang ingin aku tumpahkan. Dan akhirnya, kertas dan penalah yang menjadi pelampiasanku. Apakah ini yang dinamakan dengan ”passion”?
Dan lucunya, tiap kali aku membaca puisi-puisi yang aku tulis itu, aku jadi terpengaruh sendiri. Akupun terbawa pada suasana jiwa yang sama. Semakin dalam malah, sehingga akupun menulis puisi lagi. Seperti mikrofon yang didekatkan ke speaker, suara udara yang masuk ke mic akan dikeluarkan dengan volume yang lebih besar melalui speaker, suaranya masuk ke mic lagi dan akan dikeluarkan dengan volume makin besar, masuk ke mic lagi dan suaranya makin besar, demikian seterusnya hingga terdengar suara yang melengking tinggi dan keras sekali. Itulah sebabnya mengapa aku tak mau sering-sering membaca tulisanku sendiri.
Seandainya aku bisa memilih, aku akan memilih tidak mengalami ”passion” itu. Bikin tak bisa tidur saja...
Wednesday, December 20, 2006
uneg-uneg seputar "Passion"
Friday, December 15, 2006
Gadis Manis dengan Kulit Gelap di Ujung Jari-jarinya
Kulihat gadis manis sedang menyendiri di beranda
Berdiri menatap gerimis di depannya
Entah dimana pandangannya berlabuh
Seperti melewati butir-butir air yang jatuh
Tiba-tiba saja aku sudah di sampingnya
Gadis manis tersenyum dan julurkan tangannya
Meraih rintik hujan yang terhalang atap beranda
Basahi kulit gelap di ujung jari-jarinya
Aku ingin keluar, ujarmu
Bermain-main dengan rintik hujan itu
Biar luruh seluruh penat dan lelah
Biar hilang sepasang resah dan gelisah
Malang, 15 Desember 2006
Terjebak hujan di Perpustakaan Pusat Unibraw bersama Fifi Martini.
Berdiri menatap gerimis di depannya
Entah dimana pandangannya berlabuh
Seperti melewati butir-butir air yang jatuh
Tiba-tiba saja aku sudah di sampingnya
Gadis manis tersenyum dan julurkan tangannya
Meraih rintik hujan yang terhalang atap beranda
Basahi kulit gelap di ujung jari-jarinya
Aku ingin keluar, ujarmu
Bermain-main dengan rintik hujan itu
Biar luruh seluruh penat dan lelah
Biar hilang sepasang resah dan gelisah
Malang, 15 Desember 2006
Terjebak hujan di Perpustakaan Pusat Unibraw bersama Fifi Martini.
Tuesday, December 12, 2006
Cintaku Berlebih
1.
Jingga menyala-nyala adalah apiku
menari-nari di dalam otakku
karena logika dikalah rindu
terlalu memikirkanmu!
2.
Hitam kelam adalah air mataku
berlomba-lomba jatuh ke bumi
karena hati telah lepas kendali
terlalu sayang padamu!
:karena cinta harus secukupnya
Malang, 12 Desember 2006
Jingga menyala-nyala adalah apiku
menari-nari di dalam otakku
karena logika dikalah rindu
terlalu memikirkanmu!
2.
Hitam kelam adalah air mataku
berlomba-lomba jatuh ke bumi
karena hati telah lepas kendali
terlalu sayang padamu!
:karena cinta harus secukupnya
Malang, 12 Desember 2006
Saturday, December 09, 2006
Meski Ingin Terus Bersama
Mau berlama-lama tapi tak bisa
hanya sekejap namun tak apa
Meski ingin terus bersama...
karena manis senyummu adalah rintik gerimis yang basahi gersangnya perjalanan hidup
karena lembut suaramu mengetuk pintu sayangku dan tak bisa kututup
Malang, 8 Desember 2006
hanya sekejap namun tak apa
Meski ingin terus bersama...
karena manis senyummu adalah rintik gerimis yang basahi gersangnya perjalanan hidup
karena lembut suaramu mengetuk pintu sayangku dan tak bisa kututup
Malang, 8 Desember 2006
Kau Mau Aku Bagaimana
banyak lelaki menghampirimu
berikan janji; merayu-rayu
hingga kau teramat bosan
memilih sendiri; hanya berteman
bagaimana aku bisa dekatimu
meraih sepotong cintamu
jika kau menutup diri dari semua lelaki
kau ingin pendamping seperti apa
kau mau aku bagaimana
"jadilah dirimu apa adanya"
Malang, 8 Desember 2006
berikan janji; merayu-rayu
hingga kau teramat bosan
memilih sendiri; hanya berteman
bagaimana aku bisa dekatimu
meraih sepotong cintamu
jika kau menutup diri dari semua lelaki
kau ingin pendamping seperti apa
kau mau aku bagaimana
"jadilah dirimu apa adanya"
Malang, 8 Desember 2006
Thursday, December 07, 2006
Kuingin Marahimu
Kuingin marahimu
Teriak tepat di wajahmu
Hingga kau bergidik lalu tersedu
Menangis, mengemis-ngemis
"Mas, jangan marahi aku..."
Kuingin teriakimu
Kasihanilah aku, kasihanilah aku...
Sungguh aku sangat rindu
Apa kau tak bisa berpaling sejenak
Aku tak bisa tidur nyenyak!
Malang, 6 Desember 2006, pukul 11 malam.
Teriak tepat di wajahmu
Hingga kau bergidik lalu tersedu
Menangis, mengemis-ngemis
"Mas, jangan marahi aku..."
Kuingin teriakimu
Kasihanilah aku, kasihanilah aku...
Sungguh aku sangat rindu
Apa kau tak bisa berpaling sejenak
Aku tak bisa tidur nyenyak!
Malang, 6 Desember 2006, pukul 11 malam.
Subscribe to:
Posts (Atom)