Saturday, August 02, 2008

Hari senin yang aneh!

Sungguh menyenangkan menghabiskan akhir pekan bersama teman-teman di puncak bukit Panderman, menghabiskan malam dengan memandang bintang-bintang di angkasa dan kelap-kelip lampu kota di bawahnya. Seperti melihat hamparan permukaan danau nan jernih dan luas yang memantulkan pemandangan alam di seberang sana. Dan keesokan harinya kami menikmati matahari terbit, yang sungguh elok jika dilihat dari bukit 2000 meter ini.

Menuruni bukit Panderman adalah kegiatan yang menyenangkan bagi kami. Berlari-lari menuruni bukit terjal penuh pasir, kami melompati bebatuan, menerjang semak belukar, dan meluncur di atas lautan pasir hingga kaki bukit. Maka sampailah aku di kos dengan baju belepotan dan celana penuh pasir. Dengan sedikit tenaga yang tersisa, aku mencuci pakaianku yang teramat sangat kotor. Mungkin tidak akan ada laundry yang mau menerima pakaianku.

Pukul empat sore, aku selesai mencuci, selesai mandi, dan fisikku benar-benar terkuras. Aku lelah sekali! Hari minggu yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Aku segera tidur setelah itu...

Tiba-tiba aku terbangun. Mataku berat, tenggorokanku kering dan tercekat, sementara seluruh tubuhku terasa pegal-pegal. Kesadaranku juga belum penuh. Namun ketika mataku tertuju pada jam dinding di kamarku, aku terkejut setengah mati. Sudah jam enam! Padahal pukul setengah tujuh pagi aku ada kuliah. Sementara aku adalah mahasiswa yang rajin. Waktu itu tidak ada pikiran untuk membolos apalagi titip absen. Akupun lari tunggang langgang menuju kamar mandi. Bukan untuk mandi, tapi sekedar cuci muka. Jika aku mandi, bisa-bisa aku terlambat dan tidak diijinkan masuk kelas. Jika aku sedang gelap mata, jangan ceramahi aku tentang teori mengenai kebersihan dan bau badan. Teman-teman kosku hanya bisa terbengong-bengong melihat aku yang panik dan terburu-buru.

Tapi di tengah kepanikanku, aku masih sempat memperhatikan keanehan hari ini. Aku mendapati bahwa semakin mendekati pukul setengah tujuh, bukannya semakin terang, hari justru semakin gelap. Aku ketakutan, ada apa dengan hari ini? Aku sibuk bertanya-tanya dalam hati. Namun di sekelilingku, teman-teman kosku malah asyik bercanda-tawa di depan televisi. Aku yakin mereka tahu bahwa ini adalah hari senin yang aneh. Aku yakin mereka sadar bahwa senin pagi ini hari bukannya semakin terang namun justru semakin gelap. Tapi mereka cuek sekali dengan keganjilan ini. Ada apa dengan hari ini? Ada apa dengan teman-temanku?!

Hid, rapi amat? Mau kemana malam-malam gini?” celetuk Rendy.

Lho, senin gini kamu gak kuliah pagi, Ren?!” Aku sungguh bingung, biasanya hari senin teman-temanku sibuk sekali.

Oi, bangun Hid! Bangun! Ini masih hari minggu, oi! Ini jam setengah tujuh malem, bukan jam setengah tujuh pagi!” Rendy cengar-cengir melihat ketololanku.

No comments: