Monday, October 30, 2006

Paman pun menangis

Rumah paman kelam dan sunyi
Ceria suasana berganti duka
Apakah bahagia masih menghampiri
Sempit nadinya membawa bencana

Ramadhan lalu ia masih duduk dan bicara
Walau terbata-bata
Ramadhan ini ia terbaring tak berdaya
Tak mampu berkata-kata

Paman pun menangis tanpa tetes air mata
Membuat miris semua sanak saudara
Jalan hidupnya tak berjalan mulus
Tubuhnya makin kurus tenaganya tergerus
Keperkasaannya hilang tak berbekas
Mengubur impian dan jalan yang diretas.

No comments: