beberapa hari ini aku memikirkan sesuatu. ternyata benar, beberapa baris kata bisa menimbulkan penafsiran yang berbeda bagi beberapa orang. ketidakmampuan menciptakan ekspresi dalam kata, bisa menimbulkan kesalahpahaman. hanya gara-gara sebuah sms, aku kehilangan seorang teman.
beberapa minggu yang lalu aku menjalani rawat inap di rs lavalette, karena komplikasi DBD dan tipus. beberapa teman meluangkan waktunya untuk menjenguk aku, baik waktu di rs maupun di kontrakan (thank u, guys). adalah fifi, salah satu di antara mereka. fifi bawain aku roti dan satu paket sereal. terus terang, aku seneng. banget.
beberapa temen yang tahu kalo aku suka fifi, tanya... "gimana, fifi datang apa nggak??!". ya aku jawab aja terus terang. lalu, ada lagi fifi yang lain, sebut saja fifi kedua. fifi kedua sms aku, apa fifi pertama jenguk aku. akupun membalas smsnya. dan sms yang sedianya akan kukirim ke fifi kedua, ternyata terkirim ke fifi pertama. akibatnya sungguh di luar bayanganku.
fifi pertama kemudian membalas smsku yang salah kirim tadi. dia bilang, dia nyesel udah jenguk aku. dia berpikir kalo aku nggak suka dia jenguk. bahkan dia berpikir kalo aku menuduh dia cari muka di depan orang tuaku, biar dijadiin menantu... padahal, aku nggak pernah berpikir seperti itu. sebagai seorang teman yang baik, aku berusaha menjelaskan semuanya. tapi dia tidak memperdulikan aku lagi.
sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. kita tidak bisa memaksa setiap orang untuk menyukai kita. kita juga tidak bisa memaksa setiap orang agar tidak membenci kita. aku hanya bisa berusaha. dan hanya bisa termenung seperti sekarang, sambil menikmati sereal hangat pemberian fifi. mau dikembalikan kok rasanya nggak sopan. lagian serealnya enak banget. trus rotinya dah abisss.
fifi. fifi. fifi... asal kamu tahu fi,,, tidak ada keraguan di hatiku, bahwa kamu orang yang baik. asal kamu tahu fi, ketika selang infus memasuki pembuluh darah vena, dan ranjang rumah sakit menjadi teman setia, kamulah orang pertama yang aku harapkan ada disana.
No comments:
Post a Comment